Pages - Menu

Sabtu, 16 Januari 2016

Sistem Kekebalan Tubuh

SISTEM KEKEBALAN TUBUH

GARIS PERTAHAN TUBUH PERTAMA
           
Kulit merupakan proteksi utama yang penting dan berperan berperan sebagai barier fisik untuk menghentikan invasi mikroorganisme dan subtansi lain. Secret kulit, seperti asam keringat dan asam lemak dari elenjar lemak, berperan dalam menghancurkan dan mengurangi pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit. Populasi mikroflora normal yang berkolonisasi pada permukaan kulit akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen potensial dengan cara mengompetisi ruang dan makanan yang tersedia.
            Membran mukosa,  seperti muosa pencernaan, pernapasan, urinary dan reproduksi berfungs unru melindungi tubuh dari invasi mikroorganisme asing. Urin dan secret mukosa akan mendorong dan mengeluarkan mikroorganisme kea rah luar tubuh. Barier kimia dilakukan missal oleh enzim antimikroba, lisosim dalam pernapasan, air mata, saliva, hidung dan asam lambung.
            Setiap hari tubuh manusia dapat terkontaminasi dengan berates-ratus bakteri yang dapat memasuki tubuh dalam berbagai cara, misalnya melalui konsumsi makanan, tetapi hamper semuanya dimatikan oleh mekanisme pertahanan tubuh. Beitupun tiap hari manusia mengkonsumsi beratus-ratus baketri dan lagi-lagi hamper semuanya mati di saliva atau asam lambung. Dalam keadaan ini, saliva atau asam lambung merupakan  media pertahanan tubuh. Namun, kadang-kadang satu bakteri dapat lolos dan menyebabkan keracunan makanan. Dalam hal ini, suatu efek yang sangat nyata  dari kegagalan sistem imun, yang dapat terlihat adalah mual dan diare, keduanya merupakan dua gejala  yang sangat umum terjadi.
RESPONS IMUN
            Sistem imun bekerja setiap saaat dengan beribu cara yang berbeda-beda, tetapi tidak terlihat. Satu hal yang menyebabkan tubuh benar-benar menyadari kerja sistem imun adalah disaaat sistem imun gagal karena beberapa hal. Tubuh juga menyadari saat sistem imun bekerja dengan menimbulkan efek samping yang dilihat atau dirasakan.
KELAINAN RESPONS IMUN
            Dapat terjadi banyak masalah dari kerja sisitem imun yang keliru atau tidak diharapan. Contohnya alaergi, diabetes mellitus, atriris reumatid, penolaan jaringan tranplantasi, AIDS, dan tumor ganas limfoma. Alergi hanyalah merupakan kerja sistem imun yang berlebihan terhadap suatu rangsang tertentu bagi orang lain tidak mengakibatkan hal demikian. Diabetes militus (DM) disebabkan oleh sistem imun yang secara tidak tepat menyerang sel pankreas dan merusaknya. Penyakit radang sendi (arthritis rheumatoid) disebabkan oleh kerja sistem imun yang tidak sewajarnya pada jaringansendi. Kegagalan tranplantasi organ disebabkan oleh kerja sisitem imun berlebih, dan sering kali menolak organ yang di translantasikan tersebut. Pada, AIDS kelainan fungsi imun terjadi karena sel yang bekerja dalam sisitem imun berurang baik dalam jumlah maupun fungsinya, seperti sel magrofag dan sel T, karena kerja virus, kelainan pada bentuk peningkatan jumlah dan fungsi sel-sel sistem imun, selain terjadi pada alergi dan keadaan hipersensivitas, dapat pula trejadi pada tumor ganas, misanya limfoma.
REGULASI SISTEM IMUN
Regulasi Fisiologis
            Sistem imun meningkat saat tidur dan istirahat, dan melemah oleh stress. Diet dapat mempengaruhi sistem imun contohnya, buah segar, sayuran dan makanan kaya asam lemak tertentu dapata memelihara kesehatan sistem imun. Asupan nutrisi yang kurang pada janin dapat menyebabkan penurunan sistem imun utnuk seumur hidupnya.
GANGUAN REGULASI SISTEM IMUN
Imunosupresi
            Sistem imun dapat di manipulasi dengan tujuan untuk merespons sesuai dengan yang di inginkan, hal ini dilakukan pada keadaan seperti autoimunitas, alergi dan penolakan transplantasi. Obat imunosupresan di gunakan untuk mengontrol kelainan pada autoimun atau keadaan inflamasi ketika terjadi erusakan jaringan yang berlebihan dan juga untuk mencegah penolakan transplantasi sesudah transplantasi suatu organ dilaukan.
RESPONS IMUN INNATEINON- SPESIFIK ATAU ALAMI
            Respons imun innate atau respons non-spesifikm atau renspons imun alami sudah ada sejak lahir dan merupakan komponen normal yang selalu ditemukan  pada tubuh sehat. Repons ini meliputi: pertahanan fisik/mekanik, pertahanan biokimia, perthanan humoraldan pertahanan selular.
RESPONS IMUN ADAPTIF
            Sering kali respons imun non-spesifik (aktivitas fagositosis, NK, inflamasi) yang di dapat saat lahir dan terjadi beberapa jam pertama infeksi tiak cukup mengatasi pathogen sehingga penyakit terjadi dan tubuh harus menyembuhkan diri dengan mengativasi dengan respons imun adaktif melawan pathogen yang menyerang. Respons imun adaptif dimediasi oleh sel limfosit.
AMI (antibody mediated imunne response)
            Limfosit B menjadi sel imunokompeten dewasa dalam sumsum merah tulang. Tiap limfosit B mengekspreasikan resptor antigen tunggal spesifi (misalnya, antibodi) pada permukaan sel. Pada imunitas di mediasi antibodi (AMI), ikatan antigen dengan reseptor antigen (misalnya, antibodi) pada sel B menyebabkan aktivasi dan diferensasi sel B menjadi sel plasma pembentuk antibodi.
CMI (Cell-mediated imunne response)
            Kontars dibandingkan dengan AMI, CMI melawan pathogen penyerang dengan di mediasi oleh limfosit T. limfosit T bertanggung jawab terhadap imunitas di mediasi sel (CMI) dalam melawan antigen asing. Mengembangkan respons imun di mediasi sel T terhadap antigen tumor merupakan tujuan vaksinasi cankers
FUNGSI KOMPONEN SISTEM IMUN
1.      Fungsi Leukosit
a.       Kemotaksis
Begitu leukoait memasuki jaringan ikat, sel ini harus mampu bermigrasi dan menempati jaringan yang terluka. Hal ini terlaksana dengan bai oleh kemotaksis yang bergantung pada kemampuan leukosit untuk merasakan gradient kimiawi yang melintasi badan sel dan berimigrasi kea rah yang lebih tinggi konsentarsi kimiawinya.
b.      Fagositosis
Contoh sel fagositosis adalah sel neutrofil, monosit dan magrofag. Seperti tipe lain dari sel darah putih, sel fagosit berasal daari sel pumca (stem) pluripoten dalam sumsum merah tulang.
c.       Pemprosesan dan penyajian antigen molekul MHC
Molekul MHC merupakan suatu tempat pada lengan pendek kromosom 6 (6p21.3) yang mengode sejumlah molekul MHC kelas I, II dan III yang terlibat dengan pengikatan antigen, pemrosesan, dan penyajiannya.
2.      Neutrofil dan monosit / magrofag
Neutrofil dan monosit merupakan sel fagositik dari leukosit. Perbedaan mendasar dari keduanya adaalah neutrofil mengalami diferensiasi hamper lengkap dalaam sumsum tulang selama 14 hari, sedangkan monosit keluar dari sumsum tulang sesudah 2 hari dalam keadaan yang relative tidak dewasa dan derdiferensiasi dalam jaringan.
3.      Limfosit
Tiga tipe utama limfosit dibedakan berdasarkan pada reseptor antigen, menjadi limfosit-T, limfosit-B, dan sel pembunubh sel alami (NK, natural killer). Dalam darah, sel B dan sel T bersifat tidak aktif dan berukuran kecil.
Sel NK dapat berdiferensiasi secara luas dalam sumsum tulang dan tapak dalam darah sebagai suatu limfosit besar bergranular.
4.      Antibody
Antibody merupakan protein (imonoglobulin). Di hasilakan oleh sel plasma yang berasal dari ploriferasi dan diferensiasi sel B yang terjadi setelah kontak dengan antigen. Diklasifikasikan bedasarkan kegunaanya, yang utama adalah antibody netralisasi yang berfungsi untuk melawan toksin, melapisi bakteri dengan opsosnin untuk membantu proses fagositosis antibody dengan mengikat bakteri.
5.      Sel pembunuh alami NK
Sel Nk merupakan subpopulasi limfosit yang berperan penting dalam respons imun alami dengan memediasi efek sitosis dalam sel target dan dengan melepas sitokin (IFNy dan TNF). Sel NK mengenali dan membunuh sel tumor tertentu dan sel yang terinfeksi virus.
6.      Komplemen
Komplemen merupakan sauau rangakaian interksi dari sekitar 30 membran yang berhubungan dengan reseptor sel dengan glokoprotein serum yang larut. Komponen larut dari sistem ini berjumlah sekitar 5% (3-4mg/mL) dari total protein serum
7.      Sitokin
Sitoin merupakan protein hormone yang kurang spesifi dan lebih terlokalisasi disbanding hormone endokrin serta dapat menstimulasi atau mengahmabat fungsi normal sel. Baik sitetm imun selular maupun humoral dioordianasi oleh sitokin (60 sitokin).
8.      Interleukin
Ada 22 interleukin (IL-1 samapi IL-22). IL-1, disekresi oleh magrofag dan monosit, menstimulasi respon inflamasi dan mengaktivasi limfosit. IL-2, di produksi oleh limfosit T-helper, menstimulasi ploriferasi dari T-helper, T-sititiksik dan limfosit-B, serta mengaktivasi sel NK.
9.      Interferon
Interferon merupakan sitoin berupa glikoprotein yang di produksi oleh makrofag yang diaktifkan, sel NK berbagai sel tubuh yang mengandung inti dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus.

RESPONS IMUN DALAM INFLAMASI
            Mikroorganisme menggunakan beberapa cara untu menghindar dari sistem imun hospes: merusak antibody atau hidup dalam sel fagosit, membuat variasi tau mengganti antigen mengakibatkan imunosupresi respons imun spesifik dan non-spesifik.
            Kerusakan jaringan tubuh oleh infeksi mikroba, bahan fisis (panas, beda tajam), dan kimiawi (luka bakar asam) menimbulkan peristiwa kompleks  respns fisiologi non-spesifik (inflamasi) yang bertujuan untuk:
·         Melokalisai infeksi dan mencegah penyebaran mikroba penyerang.
·         Memobilisasi sel imun (sel neutrofi dan monosit) serta meolekul dari darah ke area infeksi
·         Menetralisasi tosin, dan
·         Mereparasi dan menggantikan jaringan yang rusak.
Peran Pembuluh Limfe dan Klenjar Limfe pada Imflamasi
            Sistem limfatik dan kelenjar limfe berfungsi untuk mengairi sehingga cairan limfe berakumulasi dalam matris ekstravaskular. Kelenjar limfe mewakili pertahanan seunder tubuh bila respons inflamasi lokal mengalami kegagalan dalam menetralkan agen penyebab. Pembuluh limfe juga berguna untuk menghantarkan antigen dan limfosit dari bagian tepi kelnjar limfe yang lebih di tengah tempat berkumpulnya sel T, B dan sel penyaji antigen. Jumlah limfe hamper sebnyak kapiler. Katup-katup pembuluh limfe mengatur arah aliran limfe dari distal ke proksimal.
Respons Imun Terhadap Virus
            Virus tidak selalu membunuh sel yang terinfeksi. Virus dapat menimbulkan mekanisme pertahanan non-spesifik pada hospes dan yang paling berperan adalah dengan menginduksi interferon. Respons imun baik humoral maupun selular berperan dalam pengendalin infeksi virus.
RESPONS IMUN PADA JARINGAN TRASNPALANTASI
            Sejak transplantasi jaringan diperkenalan, sudah  di sadari bahwa akan terjadi penolakan jaringan transplantasi yang berasal dari orang lain. Tansplantasi jaringan menghasilkan kondisi klinis dengan aspek peran sistem imun merupakan hal penting yang perlu di perhatikan.
MEKANISME IMUNOLOGI SITOTOKISITASI SEL TUMOR
Respons utama dari sistem imun terhadap tumor adalah merusak sel abnormal mengguanakan sel T sitotoksi, kadang dengan bantuan sel T-helper:
·         Sitotosisitas dimediasi sel T
·         Sitotosisitas dimediasi sel natural killer (NK)
·         Sitotosisitas dimediasi sel makrofag
·         Sitotosisitas dimediasi sel baeragntung antibody (ADCC)
·         Sitotosisitas dimediasi komplemen
PENOLAKAN SEL TUMOR TERHADAP IMUNOLOGI SOTOTOKSITAS
            Terbentuk dan berkembang suatu tumor atau keganasan yang terdeteksi secara klinis menunjukkan bahwa sel tumor mampu menghindar dari kenali dan di rusak oleh sistem imun. Dari pemeriksaan biopsi dan serum terbukti bahwa pasien kanker mampu menghasilan respons CMI dan AMI namun bukti akhir-akhir ini menyatakan bahwa respons imun sangat lemah dalam efektivitasnya memusnahkan semua sel tumor atau mampu mengenalinya saja    .
            Respons imun seing gagal dalam mengamati pertumbuhan tumor karena respons imun ini menjadi tidak efektif atau karena tumor mrnola serangan sistem imun. Penoalakan sel tumor terhadap efek sitotoksitas sistem imun dapat di sebabkan oleh beberapa faktor, sperti:
·         Variasi antigen tumor
·         Menurunnya eksperesi yang sangat imonogenik
·         Menurunnya ekspresi molekul MHC kelas 1
·         Mekanisme meningkiran respons imun oleh sel tumor
·         Imunotoleran


Penerbit: Prof.drg. Janti Sudiono, MDSc
Daftar Pustaka:
Prof.drg. Sudiono,janti. MDSc.2014. Sistem kekebalan Tubuh. jakarta






Tidak ada komentar:

Posting Komentar